ILMU
BUDAYA DASAR
NAMA :
Qurrota 'Ayyun
NPM :
38414650
KELAS :
1ID06
FAKULTAS :
Teknologi Industri
JURUSAN :
Teknik Industri
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
DAFTAR
ISI
Cover ........................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
Pembahasan ................................................................................................................. 3
Manusia dan
Tanggung Jawab .................................................................................... 3
A. Pengertian
Tanggung Jawab .................................................................................. 3
B. Macam
- Macam Tanggung Jawab ........................................................................ 4
C. Pengabdian
dan Pengorbanan................................................................................ 5
Pengalaman
Tanggung Jawab ..................................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 10
MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB
A.
PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung
jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menganggung
sgala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung dan memikul segala sesuatunya, atau
memberikan jawaban dan menggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Seseorang
mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia
telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas
kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar mahasiswa tersebut
merupakan bentuk pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A,
B, atau C itulah kadar pertanggung jawabannya.
Bila
mahasiswa tersbut malas belajar, dan ia sadar akan hal itu tetapi tetap tidak
mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lain-lain. Padahal ia menghadapi
ujian. Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula
ia tidak bertanggung jawab.
Seseorang
mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas
segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Tanggung jawab
timbul karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam
lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
sesame manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung
jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa
setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau
bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
pihak yang berbuat dan kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri lupa yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila pembuat tidak
mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila
dikaji, tanggung jawab adalah kewaiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat
dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak
lain. Kewajiban atau beban ditunjukan untuk kebaikan pihak yang berbuat
sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu
dipelihara dengan baik.
Tanggung
jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya, dan menyadari pyla
bahwa pihak lain memerkukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh
atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditenpuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B.
MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri
atau keperluan orang lain. Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau gubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini dikenal beberapa jenis
tanggung jawab, yaitu :
a)
Tanggung
jawab terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab
terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya
sendir. Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia
juga seorang pribadi, karena merupakan seseorang pribadi maka manusia mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, anggapan sendiri. sebagai perwujudan dari
pendapat, perasaan, dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam
hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik disengaja maupun
tidak.
b)
Tanggung
jawab terhadap Keluarga
Keluarga
merupakan masyarakat kecil. Kaluarga terdiri dari sumi-istri, ayah-ibu,
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
mnyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
c)
Tanggung
jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya
manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya
sebagai makhluk sosial. Karena membutuhan manusoa lan, maka manusia harus
berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti
anggota masyarkat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut. Wajarlah apabila sagala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
d)
Tanggung
jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan
bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri. bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung
jawab kepada negara.
e)
Tanggung
jawab terhadap Tuhan
Tuhan
menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk
mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan,
sehingga tidakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran
dari hukuman-hukuman manusia tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan
jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka
Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan
berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia
terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya,
manusia perlu pengorbanan.
C.
PENGABDIAB
DAN PENGORBANAN
Wujud
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri
a)
Pengabdian
Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua
itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu
pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari
penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Lain halnya jika
kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu itu bukan
pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Manusia tidak
ada dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan manusia wajid mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian
kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh
para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang
tejun di lading Tuhan karena kesadran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka
meningalkan keluarganya dan tidak akan berkeluarga. Sehinnga hamper seluruh
waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan.
Dakam agama yang tidak membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa itu,
para biarawan dan biarawati ditempatkan di daerah-daerah yang jauh dan
terpencil. Semuanya dilakukan dengan semboyan tugas suci. Selain pada gereja
katolik, pada agama budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan
bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.
Pengabdian
kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai
negara yang bertugas menjadi mercu suar di pulai yang terpencil. Mereka bersama
keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai, sementara itu setiap hari
tiupan angin kencang dari lait tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi
badai. Mereka bersunyi diri dalam mengabdikan diri demi keselamatan kapal yang
lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negara di kota tidak
dapat dirasakan, mungkin sekali-kali bila mereka memperoleh cuti tahunan.
Kesenangan dan kegembiraan sesama pegawai negara hanya mereka bayangkan secara
terang di alam yang demikian sepi. Anak-anak mereka sulit berkembang sebagai
makhluk sosial, dan terbatas untuk dapat mengembangkan diri akibat terpencilnya
tempat tinggalnya. Dengan membandingkan mereka dan kehidupan di kota atau di
tempat yang lebih baik, terasa arti pengorbanan mereka demi keselamatan manusia
lain, bangsa dan negara sendiri.
b)
Pengorbanan
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak
mengandung pemrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang
tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan
dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau
nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorban.
Perbedaan antara
pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan
pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatnya.
Tetapi untu kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan.
Pengabdian lebih
banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya,
waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum
tentu menuntut pengabdian.
Kesediaan
seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi
adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena
ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh
pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan
dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas
kasihan dari masyarakat setemoat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga,
pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Dalam novel
berjudul Siti Nurbaya karya Marah Rusli, betapa besar pengorbanan
gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tuanya. Orang tua Siti
Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk Maringgih. Sebagi tebusannya,
Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih, si tua Bangka,
walaupun sebenarnya ia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama
Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia
memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk
Maringgil, walau dengan perasaan yang sangat berat.
PENGALAMAN BERTANGGUNG JAWAB
Dulu saya merupakan anggota OSIS, saat acara
saya sering menjadi koor acara, saya bertanggung jawab atas acara-acara
tersebut.
Saat itu saya menjadi ketua acara MOPDB yaitu acara yang biasa
di sebut dengan MOS, awalnya semua berjalan lancer dalam 3 hari, hanya mungkin
ada beberapa junior OSPK (OSIS MPK) yang tidak mau di atur.
Saat hari terakhir yaituhari gebyar ekskul, semua mulai berjalan
tidak seperti rencana, akhirnya karena saya sebagai ketua merasa bertanggung jawab.
Saya yang menyusun acara untuk gebyar ekskul tersebut, dan saya pula yang
mengatur jalannya acara. Walau hamper semua junior yang saya minta pertologannya
tidak membantu sama sekali.
Saat itu saya merasa sangat kesal dan terbebani karena tidak ada
yang membantu saya, akhirnya teman-teman saya menolong saya dan menyemangati
saya di titik-titik akhir. Saya merasa sangat capek saat itu karna hampir semua
saya yang melaksanakannya, karena saya tidak ingin acara yang saya ketuai
rusak, atau berantakan. Akhirnya semuanya pun selesai dan saya merasa sangat
lega karena walau waktunya sangat mundur semua tetap dapat selesai dengan baik,
walau agar sedikit berantakan.
Akhirnya setelah semua selesai di adakan rapat untuk evaluasi
acara. Di sana setiap orang menyebutkan apa saja yang telah dia lakukan selama
acara belangsung. Saya hanya terdiam mendengar para junior-junior yang tidak
banyak bekerja tetapi mereka berbicara seperti banyak bekerja. Saat giliran
saya pun tiba, dan saya hanya menarik dan melepas nafas saya. Saat saya ingin
mengatakan apa saja yang telah saya lakukan, rekan-rekan saya berkata saya
tidak perlu menyebutkannya karena semua tau saya sangat banyak bekerja dan terlihat
sangat capek disana.
Saat itu saya menjadi koor acara LADAKOM yaitu
acara pemilihan OSPK. Saat itu acara sangat berantakan karena peserta LADAKOM
yang mengulur-ngulur waktu. Saat presentasi mereka terlalu bertele-tele
sehingga membuang-buang waktu sehingga saya mengganti-ganti acara sama terus
menurut sampai acara tersebut berjalan dengan lancar. Teman saya yang merupakan
ketua LADAKOM memanggil saya dan berkata bahwa waktunya sudah sangat mundur,
dan dia berkata untuk mengganti acara, saya pun berkata bahwa semua acara sudah
saya ganti dan saya atur kembali agar jam nya pas. Teman saya pun sangat
berterimakasih kepada saya karena telah menyelamatkan acara dia.
Lalu saya mengarahkan peserta LADAKOM untuk
tidak mengulur-ngulur waktu, saya memberikan waktu untuk shlat dan
kembali ke tempat presentasi. Kertas acara saya pun penuh dengan coret-coretan
karena saya terus mengganti-ganti acara. Akhirnya presentasi pun selesai sesuai
dengan jam yang baru yang telah saya buat.
Saat melanjutkan ke acara berikutnya, koor
acara, ketua LADAKOM, dan ketua OSIS dipanggil oleh pembina OSPK dan kesiswaan.
Mereka meminta untuk diganti acaranya karena meraka tidak mau anggota LADAKOM
tidak cepat tetapi dini hari dibangunkan. Akhirnya kami pun mengatakan bahwa
dari tahun-tahun sebelumnya selalu seperti itu karena tidak mungkin post to
post di adakan malam-malam. Akhirnya kami pun terus membela dan pembina OSPK
dan kesiswaan pun terus menolak. Akhirnya mereka mencari proposal LADAKOM tahun
lalu, untuk membandingkan. Saat mereka mencari proposal tahun lalu saya merasa
sangat pusing dunia serasa berputar di mata saya. Akhirnya pembina OSIS dan
kesiswaan pun setuju dengan acara dan negosiasi yang telah kami buat.
Saat keluar ruang kesiswaan saya hampir
terjatuh karena pusing. Saya pun sadar bahwa saya baru makan beberapa suap
karena terus mengganti-ganti acara, akhirnya saya pun mulai sakit, suara saya
menjadi sangat amat serak, semua temen saya pun langsung menyuruh saya untuk
makan. Kata mereka masalah acara nanti lagi dipikirinnya yang penting saya
makan dan jangan sampai semakin sakit. Akhirnya saya makan dan beristirahat
sebentar. Saat saya merasa lebih baikan pun saya mengatur acara saya kembali,
dan alhamdulillahnya semua berjalan lancar setelah itu. Meski akhirnya suara
saya hilang di malam hari. Akhirnya LADAKOM yang di laksanakan 2 hari 1 malam
pun selesai dan saya merasa lega karena semua sudah selesai, dan acara berjalan
lancar.
Itu adalah bentuk tanggung jawab saya selama
saya menjabat di OSPK (OSIS MPK). Terimakasih J.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar