Sabtu, 11 Oktober 2014

MANUSIA DAN PENDERITAAN

ILMU BUDAYA DASAR






NAMA            :
Qurrota 'Ayyun
NPM               :
38414650
KELAS           :
1ID06
FAKULTAS   :
Teknologi Industri
JURUSAN      :
Teknik Industri



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015



DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
Pembahasan ................................................................................................................. 3
Manusia dan Penderitaan ............................................................................................ 3
A.    Pengertian Penderitaan .......................................................................................... 3
B.     Siksaan .................................................................................................................. 4
C.     Kekalutan Mental .................................................................................................. 6
D.    Penderitaan dan Perjuangan .................................................................................. 8
E.     Penderitaan, Media Masa, dan Seniman ............................................................... 9
F.      Penderitaan dan Sebab-Sebabnya ......................................................................... 10
G.    Pengaruh Penderitaan ........................................................................................... 11
Pengalaman Penderitaan ............................................................................................. 12
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 14



MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.    PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Intensitas penderitaan memiliki beberapa tingkatan, ada yang ringan dan ada yang berat yang dapat dipengaruh oleh peranan individu. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan untuk seseorang, belum tentu dianggap penderitaan untuk orang lain. Penderitaan juga bisa merupakan suatu energi untuk bangkit, atau merupakan langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami semua orang, hal itu merupakan "resiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagian kepada umatnya, tetapi juga mamberikan kesedihan dan penderitaan yang bermakna agar manusia tidak berpaling dariNya. Bagi manusia yang beriman penderitaan yang dialami akan menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersifat pasrah akan nasib yang di tentukan Tuhan untuk dirinya. Kepasrahan karena yakin kuasaan Tuhan jauh lebih besar dari dirinya. Dalam kepasrahan tersebut akan di dapatkan kedamaian hati sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaannya dan akhirnya dia akan bersyukur karena Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialami.
Dalam surat Al-Insyiqoq ayat 6 menyatakan "Manusia adalah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan". Surat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam, masyarakat sekitar, dan tidak boleh lupa untuk taqwa kepada Tuhan. Apa bila manusia melalaikan salah satunya atau tidak sungguh-sungguh menjalankannya, maka akibatnya manusia akan menderita.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Kasus-kasus penderitaan tersebut sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya tergantung pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan penderitaan psikis yang dihadapinya.



B.     SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Siksaan yang dialami seseorang berakibat timbulnya penderitaan.
Di dalam Al-Qur’an  surat Al Ankabut ayat 40 diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami oleh orang-orang musyrik, syirik, dengki, menfitnah, mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya di akhirat nanti
“Masing-masung bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kamu hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar begemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti kaum Qorun, ada pua yang kami tenggelamkan sepertu kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya”.
Siksaan yang sifatnya psikis :
Kabimbangan dialami olah seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Kesepian yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rsasa kesepian orang perlu mencari kawan yang dapat diajak berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawab duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain mancari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
1.      Cloustrophobia dan Agoraphobia. Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
2.      Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi.
3.      Kegelapan merupakan ketakutan seseorang bila ia berada di tempat gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan akan muncul sesuatu yang ditakuti, seperti setan, pencuri, dll. Orang yang takut pada kegelapan biasanya selalu menyalakan lampu kamarnya walau saat tidur.
4.      Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang disuntik sudah berteriak-teriak sebelum jarum suntik disuntikkan pada dirinya. Hal itu dikarenakan dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan rasa kesakitan.
5.      Kegagalan merupakan ketakutan seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya akan mengalami kegagalan, trauma yang pernah dialaminya tekat menjadikan dirinya ketakutan kalau kejadian tersebuat terulang kembali.

Kebanyakan phobia dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu oprasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tekanan sejak masih kanak-kanan, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu masalah psikologis yang dalam yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah masalahnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dab pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.


C.    KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologis dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi yang mengakibatkan bertingkah secara tidak wajar.
Gejala-gejala pemula bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1.      Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.      Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya.
2.      Usaha mempertahakan diri dengan cara negatifm yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan masalahnya, sehingga tidak menekan perasaanya. Bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan masalah.
3.      Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1.      Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kuran sempurna. Hal tersebut menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
2.      Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
3.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial. Over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseirang mendorong kearah positif dan negative. Bila mendorong kearah positif trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malah hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupannya. Bila mendorong kearah negatif trauma yang dialami diperlarut atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1.      Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitive atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecahkan barang-barang.
3.      Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membius, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4.      Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang lain, kata pepatah “awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit”.
5.      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6.      Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7.      Autisme adalah geja;a menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderita kekalutan banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.      Kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sehingga orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagi ciri masyarakat kota.
2.      Anak-anak muda yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat noema lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3.      Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubug yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
4.      Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggim sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian mudah sekali mengalami penderitaan.
5.      Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat tertentu.

Bagi mereka yang muali merasakan tidak mampu lebih menderita, biasanya terlontar kata-kata lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang merasa terlalu menderita dan putus asa, mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.


D.    PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati, karena itu adalah pilihan manusia itu sendiri untuk berusaha mengurai penderitaan semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatsi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal in membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderita.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita, karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai do’a kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui penderitaan dan penuh perjuangan.


E.     PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dapat menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Peciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, paluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dll.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasa penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah tersebut.
Media masa merupakan alat paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara tepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.


F.     PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a)      Penderitaan yang muncul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Karena perbuatan buruk antara sesame manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya pembantu rumah tangga yang diparkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan. Sedangkan pembantunya dipulihkan.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak mnyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita, misalnya musibah banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan lingdung, kemudian pohon-pohon ditebang manjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.
b)     Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan ini. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :
1.      Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar di Universitas di Kairo Mesir.
2.      Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan. Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
3.      Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrang laut Merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat di tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan mereka semua tenggelam.


G.    PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sifat positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya menimbulkan sifat kreatif dan tidak mudah menyerah.
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca dan penonton, maka mereka akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan peubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.



PENGALAMAN PENDERITAAN

Saya memiliki alergi kulit dari saat saya masih bayi. Saya memiliki alergi kulit karena keturunan dari ayah saya. Dari masih bayi saya selalu bolak balik ke dokter kulit untuk menyembuhkan penyakit kulit yang saya derita. Saat saya masih batita, muka saya dipenuhi oleh bintik-bintik merah. Saya memiliki kulit yang gampang luka dan gampang merah. Jika saya merasa stres atau terlalu banyak pikiran saya akan merasa gatal-gatal di sekujur tubuh saya, karena tidak kuat dengan rasa gatalnya, saya akan menggaruknya, dan akhirnya tubuh saya dipenuhi luka-luka. Saya adalah tipikal orang yang tidak ingin menyusahkan orang lain, dan cenderung menyimpan apa yang saya mau, dan tidak mengatakannya kepada yang lain. Tante saya bercerita saat saya masih batita, saya sering sekali tiba-tiba menggaruk-garuk badan saya. Awalnya keluarga saya tidak mengerti kenapa saya sering sekali menggaruk-garuk badan, tangan, kaki, bahkan muka saya, tetapi akhirnya saat saya SD dari situ keluarga saya tau bahwa saya suka menyimpan apa yang saya inginkan dan akhirnya saya gatal-gatal karena memikirkannya.Saat saya masih SD saya pernah izin dari sekolah hanya untuk pergi ke dokter kulit.
Jika saya memegang minuman yang terlalu dingin, tangan saya akan mengembung, itu semua karna alergi kulit saya. Pernah waktu itu saya memegang pop ice terlalu lama tangan saya pun mulai merasa gatal dan seperti mengembung, saat saya menaruh pop ice tersebut di meja, saya melihat tangan saya, dan tangan saya sudah mengembung.
Jika saya memakan es krim yang terlalu dingin dan mengenai bibir saya, bibir saya juga akan menjadi bengkak. Pernah waktu itu saya memakan es potong bersama kakak dan adik saya saat saya memakannya tiba-tiba kakak saya berkata “Ayi itu bibir kamu jeding” saat saya melihat ke kaca ternyata benar bibir saya bengkak, saya pun berhenti memakan es potong tersebut dan memberikannya kepada kakak saya.
Jika saya memakan kelengkeng. Saya lebih memilih membuka kulit kelengkeng menggunakan gigi saya. Dan ketika itu bibir saya akan merasa gatal-gatal dan akhirnya bibir saya akan bentol-bentol dan akhirnya menjadi bengkak. Seperti saat itu kakek saya selalu membelikan kelengkeng untuk cucu-cucu nya. Saya juga suka memakan kelengkeng tetapi saat saya membuka kulitnya dengan gigi saya dan memakannya saya merasa gatal-gatal dan akhirnya bibir saya menjadi bentol-bentol dan akhirnya bengkak.
Awalnya saya tidak tahu bahwa tangan saya akan gembung, atau bibir saya akan bengkak. Semua itu saya tau disaat saya mencobanya. Sungguh semua itu merepotkan saya. Karena saya menjadi tidak bias melakukan atau memakan makanan atau minuman yang saya suka.
Saat saya terlalu banyak tugas, dan tugas itu membebani saya, saya akan merasa gatal-gatal dan akhirnya tubuh saya dipenuhi luka. Meski di saat saya sudah tumbuh menjadi lebih dewasa saya lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkan tugas saya sehingga saya tidak merasa terbebani, tetapi tetap saja badan saya terasa sangat gatal, dan akhirnya badan saya dibenuhi luka-luka.
Saya memiliki kulit yang cepat merah dan akan sedikit gatal bila dipegang terlalu kencang. Saat saya bercanda dengan teman saya. Teman saya menahan saya agar tidak kabur dengan memagang lengan saya dengan kecang. Saya berusaha melepasnya tetapi sungguh sulit. Akhirnya setelah lumayan lama dia melepasnya, dan saat saya malihat tangan saya, tangan saya merah bekar pegangan teman saya tersebut dan sedikit gatal tetapi untungnya tidak menimbulkan luka.
Saat saya ke dokter kulit dokter itu berkata kalo saya tidak boleh stres, karena disaat saya stres penyakit kulit itu akan muncul. Kata dokter saya saya lebih banyak memiliki luka-luka diantara lekukan, seperti lekukan ditangan dan di kaki. Saat selalu berobat ke dokter itu dari saya masih kecil. Sehingga dokter itu sangat mengerti jika saya datang berobat. Dokter tersebut pula yang mengobati ayah saya jika alergi kulitnya kambuh.
Sudah lebih dari 18 tahun saya menderita penyakit kulit ini tentu itu sangat menyusahkan saya. Karena disaat badan saya penuh luka saya merasa sakit dimana-mana. Dan saat saya mandi saya akan merasa sangat perih lukanya bila terkena air apalagi sabun, tetapi semua itu sudah menjadi takdir saya. Jadi saya selalu melewati semua itu seperti biasanya. Saya selalu pergi ke dokter kulit jika merasa luka-luka tersebut tidak kunjung hilang. Walau kulit saya tidak bias sembuh karena itu sudah mengalir di gen saya, dan akan selalu kambuh jika saya merasa stres, tetapi luka-luka tersebut dapat diobati dengan berobat ke dokter kulit. Banyak teman-teman dan keluarga saya yang kasihan melihat saya selalu merasa gatal, dan melihat luka-luka yang ada pada saya.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar