Sabtu, 18 Oktober 2014

MANUSIA DAN HARAPAN

ILMU BUDAYA DASAR





NAMA            :
Qurrota 'Ayyun
NPM               :
38414650
KELAS           :
1ID06
FAKULTAS   :
Teknologi Industri
JURUSAN      :
Teknik Industri



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015





DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
Pembahasan ................................................................................................................. 3
Manusia dan Penderitaan ............................................................................................ 3
A.    Pengertian Harapan ............................................................................................... 3
B.     Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ............................................................ 3
C.     Kepercayaan .......................................................................................................... 6
D.    Kebenaran  ............................................................................................................ 6
E.     Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya ........................................... 7
Pengalaman Harapan .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 12





MANUSIA DAN HARAPAN


A.    PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia memiliki harapan. Manusia yang tidak memiliki harapan, berarti manusia tersebut mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa wasiat.
Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi tertawaan orang lain. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan tersebut.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan masing-masing, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka kita perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdo’a, karena usaha dan do’a merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kara harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terwujud, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terwujud. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi mungkin. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
·         Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
·         Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat,


B.     APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia selalu langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik atau jasmani maupun mental atau spiritual. Ada dua hal yang mendoroang orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni :
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah berada dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkaa, maupun keturunan, dan sebagainya.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya orang yang menonton pertujukan komedi, mereka ingin tertawa, comedian juga mengharapkan penonton tertawa terbahak-bahak. Jika penonton tidak tertawa, harapak kedua belah pihak tidak terwujud, justru mereka akan menjadi sedih.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak, dan mati. Kodrat binatang mirip dengan kodrat manusia, walau pun sangat banyak perbedaannya. Perbedaan antara kedua makhluk itu ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab dengan budi manusia dapat mengetahui mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah, dan dengan kehendak manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terdapat sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama orang lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodratnya manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup ini pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu kebutuhan jasmani dan rohani
Kebutuhan jasmani misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan, papan). Kebutuhan rohani misalnya ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan orang lain. Hai ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik atau jasmani maupun kemampuan berfikir.
Dengan adanya dorongan kodrat dan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Menurut Abraham Maslow sesuai kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
·         Kelangsungan hidup (survival)
untuk melangsungkan hidup manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi, ia telah mengharapkan diberi makanan dan minuman. Kebutuhan akan makanan dan minuman ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, awalnya hanya berupa  pelingdungan atau keamanan untuk melindungi dirinya dari cuaca, tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan atau kemana, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah merupakan kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, manusia sejak kecil telah mulai belajar, dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh sandang, pangan, dan papan yang layak akan terpenuhi.
·         Keamanan (safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan. Setiap bayi yang menangis merupakan pertanda minta perlindungan. Setelah lebih besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, tetapi secara moral pun orang dapat merasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moral bagi pemiliknya.
·         Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk mencintai dan dicintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua, karena umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
·         Diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam Negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang lain melekat pada status orang itu. Misalnya anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa karena yang berdosa adalah orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Alangkah kejamnya manusia itu dengan harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin meningkatkan harga diri, dan sebagainya.
·         Perwujudan cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.


C.    KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan atau kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain ini disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Semakin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan maka semakin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diturunkan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri juga menimbulkan hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap manusia wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang lain. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing


D.    KEBENARAN
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan, dan perbuatan, manusia selalu berhati-hati agar meraka tidak menyimpang dari kebenaran.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang” yang artinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajatan itu ialah agar pemeluknya tidak mangalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Popular ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1.      Teori Koherensi dan Konsistensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat keherensi atau konsisten dengan penyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh : setiap manusia akan mati.
2.      Teori korespondensi yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia.
3.      Teori Pragmatis yaitu kebenaran suatu penyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


E.     BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

Kepercayaan Kepada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya kepada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, menang, dan mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

Kepercayaan Kepada Orang Lain
Percaya kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.

Kepercayaan Kepada Pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Pangdangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat (kewibawaan pun milik rakyat). Rakyat adalah Negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai seseorang (individu) tak berarti. Orang mempunyai arti hanya dalam masyaraka negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter, satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara, individu manusia tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran, karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara atau pemerintah.

Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umatnya tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang meciptakan alam semesta dan seisinya merupakan konsekuensi tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1.      Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3.      Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
4.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5.      Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.


  


PENGALAMAN HARAPAN

Disini saya akan menceritakan tiga pengalaman harapan saya saat saya kelas 1 SMA, 2 SMA dan 3 SMA.
Pengalaman pertama saat saya kelas 1 saya mengikuti kegiatan LADAKOM, yaitu pemilihan anggota OSIS di sekolah saya, saat seleksi saya hanya pasrah jika saya diterima Alhamdulillah, jika tidak tidak papa. Saat pengumuman pun tiba dan saya diterima masuk menjadi anggota OSIS, dari saya kelas 1 saya mengharapkan untuk menjadi bendahara OSIS, tetapi karena saat kelas 1 saya masih pemula, saya hanya menjadi kabid 9.
Saat saya kelas 2 saya mengikuti kegiatan LADAKOM kembali karena disekolah saya anggota OSIS hanya untuk setahun jadi tahun depannya harus mendaftar kembali jika ingin menjadi anggota OSIS kembali. Sama seperti saat saya kelas 1 saya mengharapkan menjadi bendahara OSIS.
Saat selesai seleksi seperti biasanya saya hanya pasrah jika diterima atau tidak. Saat pengumuman pun tiba dan saya diterima kembali, tetapi pemilihan ketua, wakil, sekertaris, dan bendahara akan dilaksanakan beberapa hari setelah pengumuman. Saat pengumuman pun tiba, dan alhamdulillahnya harapan saya terwujud, saya menjadi bendahara OSIS.
Pengalaman kedua sewaktu saya kelas 2 SMA semester 1 saya ingin membeli sebuah ipod 5, akhirnya sama meminta kepada ayah saya untuk membelikan saya ipod 5. Ayah saya berkata akan membelikan saya ipod jika saya tetap masuk tiga besar seperti saat saya kelas 1. Akhirnya saya berusaha belajar dan berdo’a kepada Allah SWT agar saya tidak keluar dari tiga besar. Akhirnya saat pembagian rapot pun tiba. Saat mengambil rapot saya sedang rapat OSIS. Jadi saya tidak tahu apakah saya berhasil tetap berada di tiga besar atau tidak.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang OSIS, dan itu adalah ibu saya. Saya pun izin keluar. Saat saya melihat rapot saya ternyata saya masuk tiga besar. Saya pun sangat senang, kerena berhasil mendapatnya apa yang saya harapkan. Beberapa hari setelah itu pun saya dibelikan ipod 5 yang berwarna biru, sesuai warna kesukaan saya.
Saat saya dibelikan ipod 5 ayah saya menelfon saya. Ayah saya berkata jika di semester 2, saya keluar dari tiga besar, ipod tersebut akan ditarik kembali. Saya pun terus berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT agar tidak keluar dari tiga besar. Pembagian rapot semester 2 pun tiba dan saya tetap berada di tiga besar. Ipod saya pun tidak ditarik ayah saya. Sampai kelas 3 pun saya selalu berusaha dan berdo’a untuk tidak keluar dari tiga besar.
Pengalaman ketiga saat saya kelas 3 saya mengharapkan untuk masuk Teknik Industri Universitas Indonesia. Saya berusaha keras belajar dan selalu berdo’a kepada Allah SWT untuk diterima di sana.
Saat SBMPTN pun tiba, saya berdo’a agar mendapatkan jurusan dan universitas yang saya inginkan. Saat pengumuman SBM pun tiba beberapa jam sebelum pengumuman SBM ayah saya menelfon saya, ayah saya bilang bahwa jika saya diterima Alhamdulillah ayah saya ikut senang, tetapi jika tidak ayah saya berpesan untuk saya tidak bersedih karena semua itu sudah jalan yang diberikan Allah, saya harus bersyukur dengan apa yang terjadi nantinya. Saya sedih mendengar ayah saya berbicara seperti itu tetapi saya mencoba untuk tetap kuat. Saat pengumuman SBM saya membuka pengumuman bersama kakak saya, tetapi saya tidak diterima, semua itu sungguh menyakitkan dan saya menangis, karena harapan saya tidak terwujud. kakak saya memeluk saya dan menyemangati saya bahwa masih banyak jalan lainnya. Ibu saya juga memeluk saya mengelus-elus pundak saya, dan berkata “Ibu tetep sayang ayi kok, ayi harus semangat sudah jalannya seperti ini mau bagaimana lagi, masih banyak jalan yang lain kok, ayi ikutin aja semuanya kalo ayi mau”. Ibu saya juga berkata “mungkin Allah ngasih cobaan ke ayi biar ayi semakin deket sama Allah, gak lupa sama Allah. Ayi harus semakin dan semakin deket lagi ke Allah”. Perkataan ibu saya membuat saya menjadi lebih tenang. Ibu saya selalu berada di samping saya saat saya bersedih. Begitu pula saat pengumuman SIMAK UI, saya juga tidak diterima, ibu saya selalu berkata bahwa dia menyayangi saya apa pun yang terjadi.
Saat UMBPTN ayah saya berada di Jakarta. Ayah dan ibu saya mengantar saya ke tempat UMBPTN tersebut. Ayah dan ibu saya berharap yang terbaik untuk saya. Ini adalah pertama kalinya ayah saya menemani anaknya untuk itu tes masuk PTN. Ayah dan ibu saya menggu saya sampai saya selesai mengerjakan soal-soal UMBPTN. Disaat istirahat ayah dan ibu saya mendatangi saya untuk memberikan saya makanan dan minuman. Mereka tetap menunggu saya sampai selesai. Itu lah perjuangan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Sehingga mereka mau melakukan hal tersebut demi anaknya.
Saat pengumuman UMBPTN pun tiba, dan ternyata saya juga tidak diterima. Ibu saya memeluk saya dan berkata bahwa ini yang terbaik, saya harus menerima semuanya. Tahun besok saya bias mencobanya lagi jika saya mau.
Saat ayah saya pulang lagi ke Jakarta ayah saya mencarikan saya informasi tentang universitas swasta yang bagus di daerah Jakarta. Ayah saya pun menawari saya untuk masuk gunadarma. Akhirnya saya mendaftar di Universitas Gunadarma. Saat tes masuk gunadarma pun tiba saya berharap bisa masuk dengan grade yang bagus. Pengumuman masuk gunadarma pun tiba dan alhamdulillahnya saya mendapat grade yang bagus. Ayah dan ibu saya selalu bilang bahwa semua ini takdir dari Allah SWT kita hanya tinggal berusaha dan berdo’a, dan semua yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk kita. Begitulah cerita tentang harapan saya, tentu tidak semua harapan yang kita miliki dapat terwujud. Ada yang terwujud dan tidak. Terimakasih telah membaca J .




   
Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar