ILMU
BUDAYA DASAR
NAMA :
Qurrota 'Ayyun
NPM :
38414650
KELAS :
1ID06
FAKULTAS :
Teknologi Industri
JURUSAN :
Teknik Industri
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
DAFTAR
ISI
Cover ........................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
Pembahasan ................................................................................................................. 3
Manusia dan
Penderitaan ............................................................................................ 3
A. Pengertian
Harapan ............................................................................................... 3
B. Apa
Sebab Manusia Mempunyai Harapan ............................................................ 3
C. Kepercayaan
.......................................................................................................... 6
D. Kebenaran ............................................................................................................ 6
E. Berbagai
Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya ........................................... 7
Pengalaman
Harapan .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 12
MANUSIA
DAN HARAPAN
A.
PENGERTIAN
HARAPAN
Setiap
manusia memiliki harapan. Manusia yang tidak memiliki harapan, berarti manusia
tersebut mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai
harapan, biasanya berupa wasiat.
Harapan
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi
tertawaan orang lain. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan tersebut.
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan masing-masing, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka kita
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdo’a, karena usaha
dan do’a merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan
berasal dari kara harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terwujud,
sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terwujud. Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
Untuk
mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi
mungkin. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
·
Keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud.
·
Pada umumnya dengan cita-cita maupun
harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat,
B.
APA
SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia selalu
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga
atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari
pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik atau jasmani maupun mental atau spiritual. Ada dua hal
yang mendoroang orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni :
Dorongan
Kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah berada dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkaa, maupun keturunan, dan sebagainya.
Dorongan
kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya orang
yang menonton pertujukan komedi, mereka ingin tertawa, comedian juga
mengharapkan penonton tertawa terbahak-bahak. Jika penonton tidak tertawa,
harapak kedua belah pihak tidak terwujud, justru mereka akan menjadi sedih.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan
perlu makan, berkembang biak, dan mati. Kodrat binatang mirip dengan kodrat
manusia, walau pun sangat banyak perbedaannya. Perbedaan antara kedua makhluk
itu ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Kedua hal tersebut tidak
dapat dipisahkan, sebab dengan budi manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
buruk, mana yang benar dan salah, dan dengan kehendak manusia dapat memilih.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terdapat sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama orang lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan
Kebutuhan Hidup
Sudah
kodratnya manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup ini
pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu kebutuhan jasmani dan rohani
Kebutuhan
jasmani misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan, papan).
Kebutuhan rohani misalnya ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan orang lain. Hai ini
disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik atau
jasmani maupun kemampuan berfikir.
Dengan
adanya dorongan kodrat dan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan.
Menurut Abraham Maslow sesuai
kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
·
Kelangsungan
hidup (survival)
untuk
melangsungkan hidup manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan
kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di
bumi, ia telah mengharapkan diberi makanan dan minuman. Kebutuhan akan makanan
dan minuman ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, awalnya
hanya berupa pelingdungan atau keamanan untuk
melindungi dirinya dari cuaca, tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang
tidak hanya sebagai perlindungan atau kemana, tetapi lebih cenderung kepada
kebutuhan lain.
Papan adalah
tempat tinggal atau rumah. Rumah merupakan kebutuhan primer manusia, karena
rumah itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan, manusia sejak kecil telah mulai belajar,
dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh sandang, pangan, dan papan
yang layak akan terpenuhi.
·
Keamanan
(safety)
Setiap orang
membutuhkan keamanan. Setiap bayi yang menangis merupakan pertanda minta
perlindungan. Setelah lebih besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus
diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, tetapi secara moral pun orang dapat
merasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan
moral bagi pemiliknya.
·
Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang
mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia
merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk mencintai
dan dicintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Pada usia itu,
biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua, karena
umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai
dengan alamnya.
·
Diakui
lingkungan (status)
Setiap manusia
membutuhkan status. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status
dalam Negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.
Harga diri orang lain melekat pada status orang itu. Misalnya anak haram,
biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa karena yang
berdosa adalah orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang
negatif. Alangkah kejamnya manusia itu dengan harapan untuk memperoleh status
ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin
meningkatkan harga diri, dan sebagainya.
·
Perwujudan
cita-cita (self actualization)
Selanjutnya
manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
C.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
atau kebenaran.
Ada
jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan
yang didasarkan atas orang lain ini disebabkan karena orang lain itu dapat
dipercaya. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu
disebut kepercayaan. Semakin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai
pengetahuan maka semakin besar kepercayaan.
Dalam
agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diturunkan oleh Tuhan langsung
atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan
yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri juga
menimbulkan hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap manusia
wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang lain. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing
D.
KEBENARAN
Kebenaran
atau benar amat penting bagi manusia. Ia merupakan focus dari segala pikiran,
sikap, dan perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan, dan perbuatan, manusia selalu
berhati-hati agar meraka tidak menyimpang dari kebenaran.
Dalam
agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang” yang artinya,
agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar,
mata percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajatan itu ialah agar pemeluknya tidak mangalami duka, kegelisahan, dan
ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Dr. Yuyun Suriasumantri
dalam bukunya Filsafat Ilmu, Sebuah
Pengantar Popular ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1. Teori Koherensi dan Konsistensi
yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat keherensi
atau konsisten dengan penyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati.
2. Teori korespondensi yaitu
suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan bila materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh : Jakarta itu ibukota republik
Indonesia.
3. Teori Pragmatis yaitu
kebenaran suatu penyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis
kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam
bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran
dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya,
sehingga orang tidak mempercayainya lagi.
E.
BERBAGAI
KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
Kepercayaan
Kepada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri
sendiri ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada
hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya kepada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, menang, dan mampu mengerjakan yang diserahkan
atau dipercayakan kepadanya.
Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Percaya kepada orang
lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai
dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang
itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji
kepada orang lain.
Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Berdasarkan pandangan
teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna,
Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa
manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua
adalah ciptaan Tuhan.
Pangdangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat (kewibawaan pun milik rakyat).
Rakyat adalah Negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara. Manusia sebagai seseorang (individu) tak berarti. Orang
mempunyai arti hanya dalam masyaraka negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu
disebut negara totaliter, satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara,
individu manusia tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara
diktator)
Jelaslah bagi kita,
baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah
itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran, karena itu wajarlah kalau
manusia sebagai warga negara percaya kepada negara atau pemerintah.
Kepercayaan
Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan
dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umatnya tidak mempunyai kepercayaan
kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan,
manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai
manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang
meciptakan alam semesta dan seisinya merupakan konsekuensi tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha
dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu
bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :
1. Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya.
4. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
PENGALAMAN
HARAPAN
Disini saya akan
menceritakan tiga pengalaman harapan saya saat saya kelas 1 SMA, 2 SMA dan 3
SMA.
Pengalaman pertama saat
saya kelas 1 saya mengikuti kegiatan LADAKOM, yaitu pemilihan anggota OSIS di
sekolah saya, saat seleksi saya hanya pasrah jika saya diterima Alhamdulillah,
jika tidak tidak papa. Saat pengumuman pun tiba dan saya diterima masuk menjadi
anggota OSIS, dari saya kelas 1 saya mengharapkan untuk menjadi bendahara OSIS,
tetapi karena saat kelas 1 saya masih pemula, saya hanya menjadi kabid 9.
Saat saya kelas 2 saya
mengikuti kegiatan LADAKOM kembali karena disekolah saya anggota OSIS hanya
untuk setahun jadi tahun depannya harus mendaftar kembali jika ingin menjadi
anggota OSIS kembali. Sama seperti saat saya kelas 1 saya mengharapkan menjadi
bendahara OSIS.
Saat selesai seleksi
seperti biasanya saya hanya pasrah jika diterima atau tidak. Saat pengumuman
pun tiba dan saya diterima kembali, tetapi pemilihan ketua, wakil, sekertaris,
dan bendahara akan dilaksanakan beberapa hari setelah pengumuman. Saat
pengumuman pun tiba, dan alhamdulillahnya harapan saya terwujud, saya menjadi
bendahara OSIS.
Pengalaman kedua sewaktu
saya kelas 2 SMA semester 1 saya ingin membeli sebuah ipod 5, akhirnya sama
meminta kepada ayah saya untuk membelikan saya ipod 5. Ayah saya berkata akan
membelikan saya ipod jika saya tetap masuk tiga besar seperti saat saya kelas
1. Akhirnya saya berusaha belajar dan berdo’a kepada Allah SWT agar saya tidak
keluar dari tiga besar. Akhirnya saat pembagian rapot pun tiba. Saat mengambil
rapot saya sedang rapat OSIS. Jadi saya tidak tahu apakah saya berhasil tetap
berada di tiga besar atau tidak.
Tiba-tiba ada yang
mengetuk pintu ruang OSIS, dan itu adalah ibu saya. Saya pun izin keluar. Saat
saya melihat rapot saya ternyata saya masuk tiga besar. Saya pun sangat senang,
kerena berhasil mendapatnya apa yang saya harapkan. Beberapa hari setelah itu
pun saya dibelikan ipod 5 yang berwarna biru, sesuai warna kesukaan saya.
Saat saya dibelikan
ipod 5 ayah saya menelfon saya. Ayah saya berkata jika di semester 2, saya
keluar dari tiga besar, ipod tersebut akan ditarik kembali. Saya pun terus
berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT agar tidak keluar dari tiga besar.
Pembagian rapot semester 2 pun tiba dan saya tetap berada di tiga besar. Ipod
saya pun tidak ditarik ayah saya. Sampai kelas 3 pun saya selalu berusaha dan
berdo’a untuk tidak keluar dari tiga besar.
Pengalaman ketiga saat
saya kelas 3 saya mengharapkan untuk masuk Teknik Industri Universitas
Indonesia. Saya berusaha keras belajar dan selalu berdo’a kepada Allah SWT
untuk diterima di sana.
Saat
SBMPTN pun tiba, saya berdo’a agar mendapatkan jurusan dan universitas yang
saya inginkan. Saat pengumuman SBM pun tiba beberapa jam sebelum pengumuman SBM
ayah saya menelfon saya, ayah saya bilang bahwa jika saya diterima
Alhamdulillah ayah saya ikut senang, tetapi jika tidak ayah saya berpesan untuk
saya tidak bersedih karena semua itu sudah jalan yang diberikan Allah, saya
harus bersyukur dengan apa yang terjadi nantinya. Saya sedih mendengar ayah
saya berbicara seperti itu tetapi saya mencoba untuk tetap kuat. Saat
pengumuman SBM saya membuka pengumuman bersama kakak saya, tetapi saya tidak
diterima, semua itu sungguh menyakitkan dan saya menangis, karena harapan saya
tidak terwujud. kakak saya memeluk saya dan menyemangati saya bahwa masih
banyak jalan lainnya. Ibu saya juga memeluk saya mengelus-elus pundak saya, dan
berkata “Ibu tetep sayang ayi kok, ayi harus semangat sudah jalannya seperti
ini mau bagaimana lagi, masih banyak jalan yang lain kok, ayi ikutin aja
semuanya kalo ayi mau”. Ibu saya juga berkata “mungkin Allah ngasih cobaan ke
ayi biar ayi semakin deket sama Allah, gak lupa sama Allah. Ayi harus semakin
dan semakin deket lagi ke Allah”. Perkataan ibu saya membuat saya menjadi lebih
tenang. Ibu saya selalu berada di samping saya saat saya bersedih. Begitu pula
saat pengumuman SIMAK UI, saya juga tidak diterima, ibu saya selalu berkata
bahwa dia menyayangi saya apa pun yang terjadi.
Saat
UMBPTN ayah saya berada di Jakarta. Ayah dan ibu saya mengantar saya ke tempat
UMBPTN tersebut. Ayah dan ibu saya berharap yang terbaik untuk saya. Ini adalah
pertama kalinya ayah saya menemani anaknya untuk itu tes masuk PTN. Ayah dan
ibu saya menggu saya sampai saya selesai mengerjakan soal-soal UMBPTN. Disaat
istirahat ayah dan ibu saya mendatangi saya untuk memberikan saya makanan dan
minuman. Mereka tetap menunggu saya sampai selesai. Itu lah perjuangan dan
kasih sayang orang tua kepada anaknya. Sehingga mereka mau melakukan hal
tersebut demi anaknya.
Saat
pengumuman UMBPTN pun tiba, dan ternyata saya juga tidak diterima. Ibu saya
memeluk saya dan berkata bahwa ini yang terbaik, saya harus menerima semuanya.
Tahun besok saya bias mencobanya lagi jika saya mau.
Saat ayah saya pulang
lagi ke Jakarta ayah saya mencarikan saya informasi tentang universitas swasta
yang bagus di daerah Jakarta. Ayah saya pun menawari saya untuk masuk
gunadarma. Akhirnya saya mendaftar di Universitas Gunadarma. Saat tes masuk
gunadarma pun tiba saya berharap bisa masuk dengan grade yang bagus. Pengumuman
masuk gunadarma pun tiba dan alhamdulillahnya saya mendapat grade yang bagus.
Ayah dan ibu saya selalu bilang bahwa semua ini takdir dari Allah SWT kita
hanya tinggal berusaha dan berdo’a, dan semua yang diberikan Allah adalah yang
terbaik untuk kita. Begitulah cerita tentang harapan saya, tentu tidak semua
harapan yang kita miliki dapat terwujud. Ada yang terwujud dan tidak.
Terimakasih telah membaca J .
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar