ILMU
BUDAYA DASAR
NAMA :
Qurrota 'Ayyun
NPM :
38414650
KELAS :
1ID06
FAKULTAS :
Teknologi Industri
JURUSAN :
Teknik Industri
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015
DAFTAR
ISI
Cover ............................................................................................................................ 1
Daftar Isi ....................................................................................................................... 2
Pembahasan .................................................................................................................. 3
Manusia
dan Kabudayaan ......................................................................................... 3
Manusia
................................................................................................................... 3
Hakekat
Manusia .................................................................................................... 4
Pengertian
Kebudayaan .......................................................................................... 6
Unsur-Unsur
Kebudayaan ...................................................................................... 7
Wujud
Kebudayaan ................................................................................................ 9
Perubahan
Kebudayaan .......................................................................................... 10
Hubungan
Manusia dan Budaya ............................................................................ 11
Pengalaman
Kebudayaan .......................................................................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 14
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
A.
MANUSIA
Manusia
dapat di pandang dari banyak segi dan memiliki banyak kepentingan. Manusia
memiliki berbagai definisi, salah satunya adalah :
Ilmu Kimia.
Manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan sistem.
Ilmu Fisika.
Manusia adalah kumpulan berbagai sistem fisika yang terkait satu sama lain dan
terdiri dari kumpulan energy.
Ilmu Biologi.
Manusia adalah makhluk biologis yang masuk kedalam golongan mamalia.
Ilmu Ekonomi.
Manusia adalah makluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus.
Ilmu Sosiologi.
Manusia adalah makluk hidup yang tidak bias berdiri sendiri.
Ilmu Politik.
Manusia adalah makluk hidup yang selalu ingin memiliki kekuasaan.
Filsafat.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus.
Pandangan
yang dapat kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun
manusia :
Manusia terdiri dari empat unsur yang
saling terkait, yaitu :
Jasad,
merupakan badan manusia yang terlihat, dapat diraba, difoto, dan menempati
ruang dan waktu.
Hayat,
merupakan unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
Ruh,
merupakan daya yang bekerja secara spiritual dan memahani kebenaran, yan
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Nafs,
merupakan kesadaran tentang diri sendiri.
Manusia sebagai satu kepribadian
mengandung tiga unsur, yaitu :
Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitif, atau tidak nampak. Id
tidak berhubungan dengan lingkungan diluar diri, melainkan berhubungan dengan
struktur lain kepribadian yang menjadi mediator antara insting id dan dunia
luar.
Ego,
merupakan bagian yang pertama kali dibedakan dari id. Seringkali disebut dengan
kepribadian “eksekutif” karena perananya dalam menghubungkan energy id ke dalam
saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain.
Superego,
merupakan struktur kepribadian yang paling akhir. Dibandingkan dengan id dan
ego yang berkembang secara internal, superoge terbentuk dari lingkungan
eksternal.
B.
HAKEKAT
MANUSIA
Makhluk
ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai atau kesatuan yang utuh.
Tubuh
adalah wujud konkrit yang dapat dilihat, dirasa, diraba, tetapi tidak abadi
karena jika manusia meninggal tubuh akan hancur dan lenyap. Jiwa adalah roh yang terdapat di dalam
tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan, tidak dapat dilihat,
diraba, dan sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia tersebut meninggak jiwa
akan lepas dari tubuhnya dan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan, dan jiwa tidak
mengalami kehancuran.
Makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna
Kesempurnaan
manusia terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi dengan
akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan adanya
akal (ratio) manusia mampu memciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya
rasa dalam diri manusia dibagi menjadi 2 macam, yaitu perasaan inderawi dan
perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui
pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia maupun binatang.
Perasaan rohani adalah perasaan luruh yang hanya terdapat pada manusia,
misalnya :
Perasaan Intelektual,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengetahuan.
Perasaan Estetis,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan.
Perasaan Etis,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan kebaikan.
Perasaan Diri,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan harga diri karena memiliki kemampuan
lebih dari yang lain.
Perasaan Sosial,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat.
Perasaan Religius,
yaitu perasaan yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya
kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku baik menurut norma yang
berlaku.
Makhluk
biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai
makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiolohi (faal),
biokimia, psikologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya,
dll. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi
kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,
bahasa, dll.
Makhluk
ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Seron
Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang
manusia sebagai makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungan (ekologi),
memiliki sifat-sifat ilmiah, dan patuh pada hokum alamiah.
Hidup
manusia mempunyai tiga taraf, yaitu :
Taraf Estetis.
Dengan kehidupan estetis, manusia mampu memandang dunia sebagai tempat yang
mengagumkan dan mengungkapkannya dalam bentuk lukisan, tarian, nyanyian yang
indah.
Taraf Etis.
Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis dalam bentuk-bentuk
keputusan dan pertanggung jawaban.
Taraf Religius.
Dengan kehidupan religious, manusia mendekatkan diri dengan Tuhan, melalui
perintah dan larangan yang Ia berikan.
C.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Dua
orang antropologi terkenal yaitu Melville
J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukaan bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang ada di masyarakat yang ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki. Herkovist memandang kebudayaan bersifat
superorganic, karena selalu turun dari generasi ke generasi. Dalam pengertian
sehari-hari kebudayaan diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan
tari.
Dalam
bahasa sansekerta, kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti
mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum berarti “segala sesuatu yang
dihasilkan akal pikiran manusia untuk mengelola tanah atau tempat tinggalnya,
atau dapat juga diartikan sebagai usaha manusia untuk bertahan hidup di
lingkungannya”.
Kebudayaan
mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat material, seperti
peralatan dan teknologi, maupun yang bersifat non-material, seperti nilai
kehidupan dan seni-seni tertentu. Beberapa definisi kebudayaan menurut para
antropologi :
E.B. Tylor (1871)
menyatakan, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemapuan lain serta
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan
dan Soelaeman Soemardi menyatakan, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana
menyatakan, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Koentjaraningrat
menyatakan, kebudayaan adalah seluruh gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasik budi pekertinya.
A.I. Krober
dan C. Kluckhon menyatakan,
kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti
seluas-luasnya.
C.A. Van Peursen
menyatakan, kebudayaan adalah manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan
setiap manusia berbeda dari hewan, manusia tidak hidup begitu saja di alam
bebas melainkan selalu megubah alam.
Kroeber
dan Klukhon menyatakan, kebudayaan
terdiri atas berbagai pola bertingkah laku, pikiran, perasaan dan reaksi yang
diperoleh, dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia.
Secara
praktis kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital). Sistem
nilai dan gagasan utama memberikan pola untuk bertingkah laku kepada
masyarakat, atau dengan kata lain memberi seperangkat model untuk bertingkah
laku. Sebagai hakekatnya kebudayaan terwujud dalam tiga sistem sistem
kebudayaan, yaitu :
Sistem Ideologi
meliputi etika, noema, adat istiadat, peraturan hukum yang bersifat sebagai
pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interprentasi operasional dari sistem
nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
Sistem Sosial meliputi
hubungan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin dalam lingkungan
kerabat maupun lingkungan luas serta pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian
masyarakat dan pemimpin berkembang dengan sistem nilai dan gagasan utama yang
berlaku.
Sistem Teknologi meliputi
segala perhatian serta penggunaanya uang sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku.
D.
UNSUR
– UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang
bersifat kesatuan. Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur
pokok kebudayaan, misalnya
Melville J. Herkovits
menyatakan bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik.
Brownislaw Malinowski
menyatakan bahwa unsur-unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi
kekuatan.
C. Kluckhohn
di dalam buku berjudul Universal Catagories of Culture, mengemukakan bahwa ada
tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
Sistem Religi (Kepercayaan).
Merupakan hasil manusia sebagai homo religious.manusia yang memiliki kecerdasan
pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan yang maha besar, akan takut sehingga menyambahnya dan lahirlah
kepercayaan yang disebut agama.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan.
Merupakan hasil manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah
namum memiliki akal sehingga disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana
manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sistem Pengetahuan.
Merupakan hasil manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pemikiran sendiri dan orang lain. Kemampuan manusia mengingat apa yang telat
dia ketahui dan menyampaikannya kepada orang lain menyebabkan pengetahuan
menyebar luas. Bila pengetahuan tersebut dibukukan penyebaran dapat dilakukan
dari satu generasi ke generasi lain.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Ekonomi. Merupakan hasil manusia sebagai homo economicus.
Menjadikan tingkat kehidupan manusia terus meningkat.
Sitem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan hasil manusia sebagai homo faber. Dengan pemikiran yang cerdas dan
tangan yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan
menggunakan alai. Dengan alat-alat yang diciptakan manusia dapat lebih
mencukupi kebutuhannya.
Bahasa.
Merupakan hasil manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada awalnya
berbentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk lisan dan
ahirnya menjadi bentuk tulisan.
Kesenian.
Merupakan hasil manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia mencukupi
kebutuhan fisiknya, mereka mencoba mencukupi kebutuhan psikisnya dengan
pandangan yang indah, suara yang merdu, dan semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian.
Cultural universal tersebut dapat dibagi dalam
unsur-unsur kecil yang disebut cultural
activity, contohnya seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi, dll. Cultural activity
dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait complex, contohnya seperti
kegiatan pertanian meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan
bajak, sistem hak milik atas tanah, dll. Unsur terkecil yang membentuk trait
adalah items, contohnya seperti alat
bajak terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian yang lebih kecil lagi yang
dapat dilepaskan tetapi merupakan satu kesatuan.
E.
WUJUD
KEBUDAYAAN
Pendapat
umum mengatakan bahwa kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua wujud yaitu
kebudayaan bendaniah (material) yang dapat dilihat saja, dan kebudayaan
rohaniah (spiritual) yang dapat dirasa saja.
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan
mempunyai tiga wujud, yaitu :
Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia. Wujud ini bersifat abstrak, tidak
dapat dilihat, dan berpusat pada alam pikiran manusia, dimana kebudayaan yang bersangkutan
hidup.
Kompleks aktivitas.
Berupa aktivitas antar manusia dan bersifat kongkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial yang terdiri atas
manusia-manusia yang saling berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama
lain, dari waktu ke waktu.
Wujud sebagai benda.
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai peralatan
yang mereka ciptakan untuk berbagai keperluan dan mencapai tujuan mereka.
Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bias juga disebut kebudayaan fisik,
terdiri dari benda yang diam sampai dengan benda yang bergerak.
Ketiga wujud tersebut
tidak terpisah satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan
memberikan arahan kepada tidakan-tindakan dan karya manusia, baik
pikiran-pikiran dan ide-ide dalam menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya.
Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup yang dapat
menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya dari waktu ke waktu, sehingga
mempengaruhi pola perbuatan bahkan cara
berfikirnya.
F.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Tidak
ada kebudayaan yang bersifat statis, semua kebudayaan bersifat dinamis dan
bergerak. Gerakan kebudayaan sebenarnya adalah gerakan manusia yang hidup dalam
masyarakat. Gerakan atau perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal.
Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah
penduduk dan komposisi penduduknya. Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat
mereka tinggal. Selain karena jumlah penduduk dan komposisinya perubahan ini
juga terjadi karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya
teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan
atau alkulturasi terjadi terjadi apabila bertemu dengan kebudayaan asing dan
kebudayaan tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan kebudayaan sendiri menghilang.
Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah
diterima adalah :
Unsur kebudayaan kebendaan
yang sangat mudah ditemukan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, misalnya di
Indonesia sudah banyak alat tulis dari negara asing.
Unsur-unsur yang
membawa manfaat besar, misalnya radio,
computer, telepon, dll.
Unsur-unsur yang dapat
disesuaikan dengan keadaan masyarakat tersebut, misalnya alat penggiling padi
dengan biaya murah.
Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit
diterima adalah :
Unsur-unsur
kepercayaan, misalnya ideologi, falsafah hidup, dll
Unsur-unsur yang
dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi, misalnya kebiasaan masyarakat
Indonesia untuk memakan makanan pokok nasi sulit diubah menjadi kebiasaan
negara asing yang memakan makanan pokok lain.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya unsur kebudayaan asing :
Tebatasnya
hubungan atau kontak antara masyarakat dan kebudayaan.
Corak
struktur sosial suatu masyarakat.
Kebudayaan
asing akan diterima jika sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasar
kebudayaan asing tersebut.
Apabila
unsur asing memiliki skala dan mudah dibuktikan kegunaannya dalam masyarakat.
Proses
akulturasi yang berlajan baik dapat menyatukan kebudayaan asing dan kebudayaan
sendiri. sehingga kebudayaan asing tidak lagi dirasa sebagai hal yang berasal
dari luar, tetapi unsur asing yang diterima terlebih mengalami proses
pengolahan.
G.
HUBUNGAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana
hubungan manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan
kebudayaan sebagai objek yang dilakukan manusia. Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, walau berbeda tetapi merupakan satu
kesatuan.
Manusia yang
menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan yang mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Oleh karena itu manusia dan kebudayaan merupakan
satu kesatuan. Contohnya hubungan manusia dengan peraturan yang dibuat. Awalnya
peraturan dibuat oleh manusia, setelah itu manusia harus patuh dengan peraturan
yang dibuat sendiri. Bias dibilang kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia
itu sendiri.
Dari sisi lain hubungan
manusia dan kebudayaan dipandang setara dengan hubungan antar manusia dengan
masyarakat, dinyatakan sebagai dialektis atau saling terkait satu sama lain.
Proses dialektis tercinpa melalui tiga
tahap, yaitu :
Eksternalisasi,
yaitu proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya,
Obyektivasi,
yaitu proses manusia menjadi realitas objektif, suatu yang terpisah dari
manusia tetapi berhadapam dengan manusia.
Internalisasi,
yaitu proses manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup
dengan baik.
PANGALAMAN KEBUDAYAAN
Sababarahataun anu kaliwat abdi sarta kulawargi
ageung abdi mios ka Cirebon kanggo dongkap ka acara pernikahan wargi abdi.
Diditu abdi sarta anu sanes mios nuju ka bumi wargi abdi, teras sa entos dugi
abdi sakeluarga di anteur ka bumi anu teu aya jalmi na anu kagaduh ku wargi
abdi diditu. Bumi na unik pisan,ngareunah,sarta saderhana. Diditu abdi
sakeluarga ngobrol sarta heureuy sakedap sa entos eta urang bobo.
Ka isukan na abdi sakaluarga mios ka bumi wargi
abdi kanggo sasarengan mios ka pernikahan wargi abdi anu sanes. Wargi abdi
ngagunakeun adat pernikahan sunda. Di handap ieu nyaeta tahapan-tahapan dina
pernikahan adat sunda :
Kahiji. Babak Neudeun Sasauran. Babak pembicaraan sepuh kadua pihak mempelai atawa saha oge anu di percanten barobah kaayaan utusan pihak lalaki anu gaduh rencana mempersunting saurang mojang sunda. Sepuh atawa sang utusan dongkap bersilaturahmi sarta nunda talatah yen jaga sang mojang bade dilamar. Kawitna saleresna sepuh sewang-sewang atos midamel kasapukan kanggo ngajodohkeun atawa salaki-salaki sarta awewe na atos sapuk kanggo ‘ngabeungkeut jangji’ dina hiji beungkeutan pernikahan,mangka satereusna sepuh lalaki dongkapnyalira atawa miwarang jalmi ka bumi sang mojang kanggo nepikeun niat. Intina,neundeun sasauran (mihapekeun ucap,nyimpen cariosan atawa nunda jangji) anu hayangeun sang mojang supados barobah kaayaan minantu na. Dina perkawis ieu,sepuh atawa utusan meryogikeun kapinteran nyarios sarta berbahasa sareng keramahan.
Kadua, Babak Lamaran. Proses ieu dipigawe sepuh calon pengantin kulawargi sunda sarta kulawargi caket. Ampir jiga kalawan anu kahiji,bedana dina lamaran,sepuh lalaki biasana nyumpingan calon besan na kalawan ngabantun leeutan atawa bingkisan saaya-aya,ngabantun lamareun minangka simbol pengikat (pameungkeut), tiasa mangrupi artos,seperangkat baju,sarupaning ali pertunangan,seureuh pinang komplit sarta lianna,minangka tali pengikat ka calon pengantin awewe na. Satereusna ,kadua pihak mimiti ngomongkeun wanci sarta dinten anu sae kanggo melangsungkeun pernikahan.
Katilu, Babak Tunangan. Babak ieu teh
prosesi ‘patuker beubeur tameuh’,dipigawe seserahan beubeur kelir katumbiri
atawa wajar ka si mojang.
Kaopat, Babak Seserahan (3 -7 dinten sateuacan
pernikahan). Calon pengantin lalaki ngabantun artos, baju, parabot rumah
tangga, parabot pawon, kadahran, sarta sanes-sanes.
Kalima, Babak Ngeuyeuk Seureuh (opsional,lamun
ngeuyeuk seureuh henteu dipigawe,mangka seserahan dilaksanakeun sajongjonan
sateuacan jangji nikah). Babak ieu dipigawe minangka nyaeta :
1.
Dipimpin Pengeuyeuk.
2. Pengeuyek mewejang kadua calon pengantin supados neda widi sarta
dua restu ka kadua sepuh sarta mikeun nasehat ngaliwatan lambang-lambang atawa
barang anu disadiakeun mangrupi parawanten,pangradinan sarta sajabana.
3.
Dibarengan tembang kidung ku Pangeuyeuk.
4.
Disawer beas,supados hirup sejahtera.
5.
Dikeprak kalawan sapu nyere dibarung nasehat supados ngagemukan
nyaah sarta giat didamel.
6. Ngabuka lawon bodas panutup pengeuyeuk.
Ngalambangkeun rumah tangga anu bade dibina bersih keneh sarta teuacan ternoda.
7. Ngabeubelah mayang jambe sarta jambe (ku calon pengantin
lalaki).Bermakna supados duanana silih mengasihi sarta tiasa menyesuaikeun
diri.
8. Nganumbukkeun halu ka jero lumpang saloba tilu kali (ku calon
pengantin lalaki).
Kagenep, Babak Midamel Lungkun. Dua lambar
seureuh gagang silih disanghareupken. Digulung barobah dijien hiji manjang.
Dibeungkeut kalawan benang kanteh. Dituturkeun kadua sepuh sarta para tatamu
anu nyondong. Hartos na,supados jaga rejeki anu ditampa lamun kaleuleuwihan
tiasa dibagikeun ka wargi sarta babaturan taulan.
Katujuh, Babak Parebut artos handap amparan bari
disawer. Nandakeun adu pilari rejeki sarta disayang kulawargi.
Ka dalapan, Babak Upacara Resepsi Pernikahan :
1. Dipapagken calon pengantin lalaki ,ku utusan ti pihak wanoja.
2. Ngabageakeun,indung calon pengantin wanoja ngabageakeun kalawan
pengalungan kembang melati ka calon pengantin lalaki,saterusna diaping ku kadua
sepuh calon pengantin wanoja kanggo lebet nuju puade.
3. Akad nikah,patugas KUA,para saksi,pengantin lalaki atos aya di
tempat nikah. Kadua sepuh mapag pengantin wanoja ti kamar, teras didiukkeun di
palebah kiwa pengantin lalaki sarta ditiungan jeung tiung paos, anu
hartina penyatuan dua insan anu murni keneh. Tiung anyar dibuka waktos kadua
mempelai bade nandatanganan serat nikah.
4.
Sungkeman.
5.
Wejangan,ku bapa pengantin wanoja atawa kulawargana.
6. Saweran,kadua pengantin didiukkeun di korsi. Bari
penyaweran,pantun sawer dinyanyikeun. Pantun eusina petuah utusan sepuh
pengantin wanoja. Kadua pengantin dipayungan payung ageung diselingi taburan
beas koneng atawa koneng ka luhur payung.
7. Meuleum harupat,pengantin wanoja ngahurungkeun harupat kalawan
lilin. Harupat disiram pengantin wanoja kalawan kendi cai. Saterusna harupat
dipotongkeun pengantin lalaki.
8.
Nincak endog (nyejek endog),pengantin lalaki nyejek endog sarta
elekan dugi peupeus. Saterusna sukuna dikumbah ku cai kembang sarta dilap
pengantin wanoja.
9. Muka Panto (buka panto). Dimimitian mengetuk panto tilu kali.
Diayakeun taros walon kalawan pantun patembalan ti dina sarta jabi panto imah.
Saatos kalimah syahadat dibacakeun, panto dibuka. Pengantin lebet nuju
puade.
Kitu pisan tahapan-tahapan dina pernikahan
sunda. Saatos ngalakukeun tahapan-tahapan kasebat kadua mempelai resmi barobah
kaayaan sapasang salaki-pamajikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar