Sabtu, 27 September 2014

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

ILMU BUDAYA DASAR





NAMA            :
Qurrota 'Ayyun
NPM               :
38414650
KELAS           :
1ID06
FAKULTAS   :
Teknologi Industri
JURUSAN      :
Teknik Industri


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2014/2015





DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................ 1
Daftar Isi ....................................................................................................................... 2
Pembahasan .................................................................................................................. 3
Manusia dan Kabudayaan ......................................................................................... 3
Manusia ................................................................................................................... 3
Hakekat Manusia .................................................................................................... 4
Pengertian Kebudayaan .......................................................................................... 6
Unsur-Unsur Kebudayaan ...................................................................................... 7
Wujud Kebudayaan ................................................................................................ 9
Perubahan Kebudayaan .......................................................................................... 10
Hubungan Manusia dan Budaya ............................................................................ 11
Pengalaman Kebudayaan .......................................................................................... 12
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 14 





MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

A.    MANUSIA

Manusia dapat di pandang dari banyak segi dan memiliki banyak kepentingan. Manusia memiliki berbagai definisi, salah satunya adalah :
Ilmu Kimia. Manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem.
Ilmu Fisika. Manusia adalah kumpulan berbagai sistem fisika yang terkait satu sama lain dan terdiri dari kumpulan energy.
Ilmu Biologi. Manusia adalah makhluk biologis yang masuk kedalam golongan mamalia.
Ilmu Ekonomi. Manusia adalah makluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus.
Ilmu Sosiologi. Manusia adalah makluk hidup yang tidak bias berdiri sendiri.
Ilmu Politik. Manusia adalah makluk hidup yang selalu ingin memiliki kekuasaan.
Filsafat. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus.

Pandangan yang dapat kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia :

Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
Jasad, merupakan badan manusia yang terlihat, dapat diraba, difoto, dan menempati ruang dan waktu.
Hayat, merupakan unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
Ruh, merupakan daya yang bekerja secara spiritual dan memahani kebenaran, yan menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Nafs, merupakan kesadaran tentang diri sendiri.

Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitif, atau tidak nampak. Id tidak berhubungan dengan lingkungan diluar diri, melainkan berhubungan dengan struktur lain kepribadian yang menjadi mediator antara insting id dan dunia luar.
Ego, merupakan bagian yang pertama kali dibedakan dari id. Seringkali disebut dengan kepribadian “eksekutif” karena perananya dalam menghubungkan energy id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain.
Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir. Dibandingkan dengan id dan ego yang berkembang secara internal, superoge terbentuk dari lingkungan eksternal.



B.     HAKEKAT MANUSIA

Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai atau kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah wujud konkrit yang dapat dilihat, dirasa, diraba, tetapi tidak abadi karena jika manusia meninggal tubuh akan hancur dan lenyap. Jiwa adalah roh yang terdapat di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan, tidak dapat dilihat, diraba, dan sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia tersebut meninggak jiwa akan lepas dari tubuhnya dan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran.

Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
Kesempurnaan manusia terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan adanya akal (ratio) manusia mampu memciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia dibagi menjadi 2 macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia maupun binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luruh yang hanya terdapat pada manusia, misalnya :
Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengetahuan.
Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan.
Perasaan Etis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kebaikan.
Perasaan Diri, yaitu perasaan yang berhubungan dengan harga diri karena memiliki kemampuan lebih dari yang lain.
Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat.
Perasaan Religius, yaitu perasaan yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku baik menurut norma yang berlaku.

Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisiolohi (faal), biokimia, psikologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dll. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dll.

Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Seron Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia sebagai makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungan (ekologi), memiliki sifat-sifat ilmiah, dan patuh pada hokum alamiah.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu :
Taraf Estetis. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu memandang dunia sebagai tempat yang mengagumkan dan mengungkapkannya dalam bentuk lukisan, tarian, nyanyian yang indah.
Taraf Etis. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis dalam bentuk-bentuk keputusan dan pertanggung jawaban.
Taraf Religius. Dengan kehidupan religious, manusia mendekatkan diri dengan Tuhan, melalui perintah dan larangan yang Ia berikan.



C.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Dua orang antropologi terkenal yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukaan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang ada di masyarakat yang ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki. Herkovist memandang kebudayaan bersifat superorganic, karena selalu turun dari generasi ke generasi. Dalam pengertian sehari-hari kebudayaan diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan tari.
Dalam bahasa sansekerta, kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum berarti “segala sesuatu yang dihasilkan akal pikiran manusia untuk mengelola tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat juga diartikan sebagai usaha manusia untuk bertahan hidup di lingkungannya”.
Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat material, seperti peralatan dan teknologi, maupun yang bersifat non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu. Beberapa definisi kebudayaan menurut para antropologi :
E.B. Tylor (1871) menyatakan, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemapuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana menyatakan, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Koentjaraningrat menyatakan, kebudayaan adalah seluruh gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasik budi pekertinya.
A.I. Krober dan C. Kluckhon menyatakan, kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A. Van Peursen menyatakan, kebudayaan adalah manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap manusia berbeda dari hewan, manusia tidak hidup begitu saja di alam bebas melainkan selalu megubah alam.
Kroeber dan Klukhon menyatakan, kebudayaan terdiri atas berbagai pola bertingkah laku, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh, dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia.
Secara praktis kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital). Sistem nilai dan gagasan utama memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakat, atau dengan kata lain memberi seperangkat model untuk bertingkah laku. Sebagai hakekatnya kebudayaan terwujud dalam tiga sistem sistem kebudayaan, yaitu :
Sistem Ideologi meliputi etika, noema, adat istiadat, peraturan hukum yang bersifat sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interprentasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
Sistem Sosial meliputi hubungan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin dalam lingkungan kerabat maupun lingkungan luas serta pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku.
Sistem Teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya uang sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.



D.    UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang bersifat kesatuan. Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya
Melville J. Herkovits menyatakan bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik.
Brownislaw Malinowski menyatakan bahwa unsur-unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam buku berjudul Universal Catagories of Culture, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
Sistem Religi (Kepercayaan). Merupakan hasil manusia sebagai homo religious.manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan yang maha besar, akan takut sehingga menyambahnya dan lahirlah kepercayaan yang disebut agama.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan. Merupakan hasil manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namum memiliki akal sehingga disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sistem Pengetahuan. Merupakan hasil manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri dan orang lain. Kemampuan manusia mengingat apa yang telat dia ketahui dan menyampaikannya kepada orang lain menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Bila pengetahuan tersebut dibukukan penyebaran dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi lain.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Ekonomi. Merupakan hasil manusia sebagai homo economicus. Menjadikan tingkat kehidupan manusia terus meningkat.
Sitem Teknologi dan Peralatan. Merupakan hasil manusia sebagai homo faber. Dengan pemikiran yang cerdas dan tangan yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan menggunakan alai. Dengan alat-alat yang diciptakan manusia dapat lebih mencukupi kebutuhannya.
Bahasa. Merupakan hasil manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada awalnya berbentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk lisan dan ahirnya menjadi bentuk tulisan.
Kesenian. Merupakan hasil manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia mencukupi kebutuhan fisiknya, mereka mencoba mencukupi kebutuhan psikisnya dengan pandangan yang indah, suara yang merdu, dan semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.

Cultural universal tersebut dapat dibagi dalam unsur-unsur kecil yang disebut cultural activity, contohnya seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait complex, contohnya seperti kegiatan pertanian meliputi unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, sistem hak milik atas tanah, dll. Unsur terkecil yang membentuk trait adalah items, contohnya seperti alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat atau bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan tetapi merupakan satu kesatuan.



E.     WUJUD KEBUDAYAAN

Pendapat umum mengatakan bahwa kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua wujud yaitu kebudayaan bendaniah (material) yang dapat dilihat saja, dan kebudayaan rohaniah (spiritual) yang dapat dirasa saja.

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu :
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Wujud ini bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada alam pikiran manusia, dimana kebudayaan yang bersangkutan hidup.
Kompleks aktivitas. Berupa aktivitas antar manusia dan bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial yang terdiri atas manusia-manusia yang saling berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain, dari waktu ke waktu.
Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai peralatan yang mereka ciptakan untuk berbagai keperluan dan mencapai tujuan mereka. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bias juga disebut kebudayaan fisik, terdiri dari benda yang diam sampai dengan benda yang bergerak.

Ketiga wujud tersebut tidak terpisah satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberikan arahan kepada tidakan-tindakan dan karya manusia, baik pikiran-pikiran dan ide-ide dalam menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup yang dapat menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya dari waktu ke waktu, sehingga mempengaruhi pola perbuatan bahkan  cara berfikirnya.



F.     PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Tidak ada kebudayaan yang bersifat statis, semua kebudayaan bersifat dinamis dan bergerak. Gerakan kebudayaan sebenarnya adalah gerakan manusia yang hidup dalam masyarakat. Gerakan atau perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal.
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduknya. Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka tinggal. Selain karena jumlah penduduk dan komposisinya perubahan ini juga terjadi karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan atau alkulturasi terjadi terjadi apabila bertemu dengan kebudayaan asing dan kebudayaan tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan kebudayaan sendiri menghilang.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
Unsur kebudayaan kebendaan yang sangat mudah ditemukan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, misalnya di Indonesia sudah banyak alat tulis dari negara asing.
Unsur-unsur yang membawa manfaat besar, misalnya  radio, computer, telepon, dll.
Unsur-unsur yang dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat tersebut, misalnya alat penggiling padi dengan biaya murah.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah :
Unsur-unsur kepercayaan, misalnya ideologi, falsafah hidup, dll
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi, misalnya kebiasaan masyarakat Indonesia untuk memakan makanan pokok nasi sulit diubah menjadi kebiasaan negara asing yang memakan makanan pokok lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya unsur kebudayaan asing :
Tebatasnya hubungan atau kontak antara masyarakat dan kebudayaan.
Corak struktur sosial suatu masyarakat.
Kebudayaan asing akan diterima jika sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasar kebudayaan asing tersebut.
Apabila unsur asing memiliki skala dan mudah dibuktikan kegunaannya dalam masyarakat.

Proses akulturasi yang berlajan baik dapat menyatukan kebudayaan asing dan kebudayaan sendiri. sehingga kebudayaan asing tidak lagi dirasa sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi unsur asing yang diterima terlebih mengalami proses pengolahan.



G.    HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan sebagai objek yang dilakukan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, walau berbeda tetapi merupakan satu kesatuan.
Manusia yang menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan yang mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Oleh karena itu manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan. Contohnya hubungan manusia dengan peraturan yang dibuat. Awalnya peraturan dibuat oleh manusia, setelah itu manusia harus patuh dengan peraturan yang dibuat sendiri. Bias dibilang kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Dari sisi lain hubungan manusia dan kebudayaan dipandang setara dengan hubungan antar manusia dengan masyarakat, dinyatakan sebagai dialektis atau saling terkait satu sama lain.

Proses dialektis tercinpa melalui tiga tahap, yaitu :
Eksternalisasi, yaitu proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya,
Obyektivasi, yaitu proses manusia menjadi realitas objektif, suatu yang terpisah dari manusia tetapi berhadapam dengan manusia.
Internalisasi, yaitu proses manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik.





PANGALAMAN KEBUDAYAAN

Sababarahataun anu kaliwat abdi sarta kulawargi ageung abdi mios ka Cirebon kanggo dongkap ka acara pernikahan wargi abdi. Diditu abdi sarta anu sanes mios nuju ka bumi wargi abdi, teras sa entos dugi abdi sakeluarga di anteur ka bumi anu teu aya jalmi na anu kagaduh ku wargi abdi diditu. Bumi na unik pisan,ngareunah,sarta saderhana. Diditu abdi sakeluarga ngobrol sarta heureuy sakedap sa entos eta urang bobo.
Ka isukan na abdi sakaluarga mios ka bumi wargi abdi kanggo sasarengan mios ka pernikahan wargi abdi anu sanes. Wargi abdi ngagunakeun adat pernikahan sunda. Di handap ieu nyaeta tahapan-tahapan dina pernikahan adat sunda :

Kahiji. Babak Neudeun Sasauran. Babak pembicaraan sepuh kadua pihak mempelai atawa saha oge anu di percanten barobah kaayaan utusan pihak lalaki anu gaduh rencana mempersunting saurang mojang sunda. Sepuh atawa sang utusan dongkap bersilaturahmi sarta nunda talatah yen jaga sang mojang bade dilamar. Kawitna saleresna sepuh sewang-sewang atos midamel kasapukan kanggo ngajodohkeun atawa salaki-salaki sarta awewe na atos sapuk kanggo ‘ngabeungkeut jangji’ dina hiji beungkeutan pernikahan,mangka satereusna sepuh lalaki dongkapnyalira atawa miwarang jalmi ka bumi sang mojang kanggo nepikeun niat. Intina,neundeun sasauran (mihapekeun ucap,nyimpen cariosan atawa nunda jangji) anu hayangeun sang mojang supados barobah kaayaan minantu na. Dina perkawis ieu,sepuh atawa utusan meryogikeun kapinteran nyarios sarta berbahasa sareng keramahan.

Kadua, Babak Lamaran. Proses ieu dipigawe sepuh calon pengantin kulawargi sunda sarta kulawargi caket. Ampir jiga kalawan anu kahiji,bedana dina lamaran,sepuh lalaki biasana nyumpingan calon besan na kalawan ngabantun leeutan atawa bingkisan saaya-aya,ngabantun lamareun minangka simbol pengikat (pameungkeut), tiasa mangrupi artos,seperangkat baju,sarupaning ali pertunangan,seureuh pinang komplit sarta lianna,minangka tali pengikat ka calon pengantin awewe na. Satereusna ,kadua pihak mimiti ngomongkeun wanci sarta dinten anu sae kanggo melangsungkeun pernikahan.

Katilu, Babak Tunangan. Babak ieu teh prosesi ‘patuker beubeur tameuh’,dipigawe seserahan beubeur kelir katumbiri atawa wajar ka si mojang.

Kaopat, Babak Seserahan (3 -7 dinten sateuacan pernikahan). Calon pengantin lalaki ngabantun artos, baju, parabot rumah tangga, parabot pawon, kadahran, sarta sanes-sanes.

Kalima, Babak Ngeuyeuk Seureuh (opsional,lamun ngeuyeuk seureuh henteu dipigawe,mangka seserahan dilaksanakeun sajongjonan sateuacan jangji nikah). Babak ieu dipigawe minangka nyaeta :
1.      Dipimpin Pengeuyeuk.
2.    Pengeuyek mewejang kadua calon pengantin supados neda widi sarta dua restu ka kadua sepuh sarta mikeun nasehat ngaliwatan lambang-lambang atawa barang anu disadiakeun mangrupi parawanten,pangradinan sarta sajabana.
3.      Dibarengan tembang kidung ku Pangeuyeuk.
4.      Disawer beas,supados hirup sejahtera.
5.      Dikeprak kalawan sapu nyere dibarung nasehat supados ngagemukan nyaah sarta giat didamel.
6.   Ngabuka lawon bodas panutup pengeuyeuk. Ngalambangkeun rumah tangga anu bade dibina bersih keneh sarta teuacan ternoda.
7.    Ngabeubelah mayang jambe sarta jambe (ku calon pengantin lalaki).Bermakna supados duanana silih mengasihi sarta tiasa menyesuaikeun diri.
8.     Nganumbukkeun halu ka jero lumpang saloba tilu kali (ku calon pengantin lalaki).

Kagenep, Babak Midamel Lungkun. Dua lambar seureuh gagang silih disanghareupken. Digulung barobah dijien hiji manjang. Dibeungkeut kalawan benang kanteh. Dituturkeun kadua sepuh sarta para tatamu anu nyondong. Hartos na,supados jaga rejeki anu ditampa lamun kaleuleuwihan tiasa dibagikeun ka wargi sarta babaturan taulan. 

Katujuh, Babak Parebut artos handap amparan bari disawer. Nandakeun adu pilari rejeki sarta disayang kulawargi. 

Ka dalapan, Babak Upacara Resepsi Pernikahan :
1.     Dipapagken calon pengantin lalaki ,ku utusan ti pihak wanoja.
2.  Ngabageakeun,indung calon pengantin wanoja ngabageakeun kalawan pengalungan kembang melati ka calon pengantin lalaki,saterusna diaping ku kadua sepuh calon pengantin wanoja kanggo lebet nuju puade.
3.  Akad nikah,patugas KUA,para saksi,pengantin lalaki atos aya di tempat nikah. Kadua sepuh mapag pengantin wanoja ti kamar, teras didiukkeun di palebah kiwa pengantin lalaki sarta ditiungan jeung  tiung paos, anu hartina penyatuan dua insan anu murni keneh. Tiung anyar dibuka waktos kadua mempelai bade nandatanganan serat nikah.
4.      Sungkeman.
5.      Wejangan,ku bapa pengantin wanoja atawa kulawargana.
6.  Saweran,kadua pengantin didiukkeun di korsi. Bari penyaweran,pantun sawer dinyanyikeun. Pantun eusina petuah utusan sepuh pengantin wanoja. Kadua pengantin dipayungan payung ageung diselingi taburan beas koneng atawa koneng ka luhur payung.
7.  Meuleum harupat,pengantin wanoja ngahurungkeun harupat kalawan lilin. Harupat disiram pengantin wanoja kalawan kendi cai. Saterusna harupat dipotongkeun pengantin lalaki.
8.      Nincak endog (nyejek endog),pengantin lalaki nyejek endog sarta elekan dugi peupeus. Saterusna sukuna dikumbah ku cai kembang sarta dilap pengantin wanoja.
9.    Muka Panto (buka panto). Dimimitian mengetuk panto tilu kali. Diayakeun taros walon kalawan pantun patembalan ti dina sarta jabi panto imah. Saatos kalimah syahadat dibacakeun, panto dibuka. Pengantin lebet nuju puade. 

Kitu pisan tahapan-tahapan dina pernikahan sunda. Saatos ngalakukeun tahapan-tahapan kasebat kadua mempelai resmi barobah kaayaan sapasang salaki-pamajikan.





DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar