Senin, 15 Juni 2015

KESEDIHANKU MENGUATKANKU

Kesedihanku Menguatkanku J


“Ingat kekecewaan dan kesedihanmu buat untuk kau ratapi dan terus kau tangisi, tetapi semua itu dapat menguatkanmu dan menyadarkanmu bahwa semua yang menurut kita paling terbaik untuk kita belum tentu paling terbaik menurut Allah, dan ingatlah untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah kepada kita J”.

Salah satu kesedihan dan kekecewaan saya adalah pada saat saya lulus SMA tepatnya pada saat mencari universitas. Pertama adalah saat pengumuman undangan saya tidak diterima saya merasa sangat sedih dan menangis tetapi ibu saya selalu menyemangati saya. Selain itu sebelum pengumuman undangan saya mengikuti tes di STIS, tetapi saya juga tidak diterima, rasa kecewa tentu ada tetapi semua itu harus dilewati dengan hati yang tabah.

Saya mengikuti ujian SBM di SMPN 99, letaknya tidak jauh dari rumah saya, saya pun merasa cukup beruntung karena dapat tes di tempat tersebut. Saat ujian SIMAK UI saya mendapat tempat tes di SMPN 8, lumayan jauh dari rumah saya sehingga saya berangkat pagi untuk mengikuti tes.

Beberapa jam sebelum pengumuman SBM ayah saya menelfon saya, ayah saya bilang bahwa jika saya diterima Alhamdulillah ayah saya ikut senang, tetapi jika tidak ayah saya berpesan untuk saya tidak bersedih karena semua itu sudah jalan yang diberikan Allah, saya harus bersyukur dengan apa yang terjadi nantinya. Saya sedih mendengar ayah saya berbicara seperti itu tetapi saya mencoba untuk tetap kuat. Saat pengumuman SBM saya membuka pengumuman bersama kakak saya, tetapi saya tidak diterima, semua itu sungguh menyakitkan dan saya menangis, kakak saya memeluk saya dan menyemangati saya bahwa masih banyak jalan lainnya. Ibu saya juga memeluk saya mengelus-elus pundak saya, dan berkata “Ibu tetep sayang ayi kok, ayi harus semangat sudah jalannya seperti ini mau bagaimana lagi, masih banyak jalan yang lain kok, ayi ikutin aja semuanya kalo ayi mau”. Ibu saya juga berkata “mungkin Allah ngasih cobaan ke ayi biar ayi semakin deket sama Allah, gak lupa sama Allah. Ayi harus semakin dan semakin deket lagi ke Allah”. Perkataan ibu saya membuat saya menjadi lebih tenang. Ibu saya selalu berada di samping saya saat saya bersedih. Begitu pula saat pengumuman SIMAK UI, saya juga tidak diterima, ibu saya selalu berkata bahwa dia menyayangi saya apa pun yang terjadi. Semua itu sungguh sangat menyakitkan tetapi saya selalu mengingat omongan ibu saya dan saya selalu berusaha untuk lebih kuat dan lebih dekat kepada sang pencipta.

Saat UMBPTN ayah saya berada di Jakarta. Ayah dan ibu saya mengantar saya ke tempat UMBPTN tersebut. Ayah dan ibu saya berharap yang terbaik untuk saya. Ini adalah pertama kalinya ayah saya menemani anaknya untuk itu tes masuk PTN. Saat UMBPTN saya mendapat tempat di UT yang lumayan jauh tempatnya hampir mendekati kota lain. Disana saya hanya diberikan kursi tanpa meja, rasanya sangat pegel karena selalu menuduk untuk mengerjakan soal-soal UMBPTN. Ayah dan ibu saya menggu saya sampai saya selesai mengerjakan soal-soal UMBPTN. Disaat istirahat ayah dan ibu saya mendatangi saya untuk memberikan saya makanan dan minuman. Mereka tetap menunggu saya sampai selesai.

Saat pengumuman UMBPTN pun tiba, dan ternyata saya juga tidak diterima. Ibu saya memeluk saya dan berkata bahwa ini yang terbaik, saya harus menerima semuanya. Tahun besok saya bias mencobanya lagi jika saya mau.

Saat ayah saya pulang lagi ke Jakarta ayah saya mencarikan saya informasi tentang Universitas Swasta yang bagus. Ayah saya pun menawari saya untuk masuk Universitas Gunadarma. Dia mencari informasi tersebut yang bahkan saya tidak terfikirkan untuk mencari informasi tersebut. Ayah saya selalu bilang bahwa dia akan menerima apapun asalkan semua itu sesuai dengan yang saya inginkan. Ayah selalu memberikan pilihan-pilihan agar saya senang. Ayah dan ibu saya selalu menyemangati, mendukung, menerima apa yang dipilih anaknya jika itu membuatnya senang. Ayah dan ibu saya juga akan menegur anak-anaknya jika menurut mereka anak-anaknya melakukan hal yang salah. Ayah dan ibu saya selalu bilang bahwa semua ini takdir dari Allah SWT kita hanya tinggal berusaha dan berdo’a, dan semua yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk kita. Begitulah cara orang tua saya menyemangati anak-anaknya.


Akhirnya saya mendaftar dan mengikuti tes masuk Universitas Gunadarma. Saat pengumuman pun tida. Saya merasa sangat senang karena dapat masuk ke jurusan Teknik Industri, karena jurusan tersebut adalah jurusan yang saya inginkan. Akhirnya saya pun sekarang menjadi mahasiswi Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar