Kesedihanku
Menguatkanku J
“Ingat kekecewaan dan kesedihanmu buat
untuk kau ratapi dan terus kau tangisi, tetapi semua itu dapat menguatkanmu dan
menyadarkanmu bahwa semua yang menurut kita paling terbaik untuk kita belum
tentu paling terbaik menurut Allah, dan ingatlah untuk selalu bersyukur dengan
apa yang telah diberikan Allah kepada kita J”.
Salah satu
kesedihan dan kekecewaan saya adalah pada saat saya lulus SMA tepatnya pada
saat mencari universitas. Pertama adalah saat pengumuman undangan saya tidak
diterima saya merasa sangat sedih dan menangis tetapi ibu saya selalu
menyemangati saya. Selain itu sebelum pengumuman undangan saya mengikuti tes di
STIS, tetapi saya juga tidak diterima, rasa kecewa tentu ada tetapi semua itu
harus dilewati dengan hati yang tabah.
Saya mengikuti ujian SBM di SMPN 99, letaknya tidak jauh
dari rumah saya, saya pun merasa cukup beruntung karena dapat tes di tempat
tersebut. Saat ujian SIMAK UI saya mendapat tempat tes di SMPN 8, lumayan jauh
dari rumah saya sehingga saya berangkat pagi untuk mengikuti tes.
Beberapa jam sebelum pengumuman SBM ayah saya menelfon saya,
ayah saya bilang bahwa jika saya diterima Alhamdulillah ayah saya ikut senang,
tetapi jika tidak ayah saya berpesan untuk saya tidak bersedih karena semua itu
sudah jalan yang diberikan Allah, saya harus bersyukur dengan apa yang terjadi
nantinya. Saya sedih mendengar ayah saya berbicara seperti itu tetapi saya
mencoba untuk tetap kuat. Saat pengumuman SBM saya membuka pengumuman bersama
kakak saya, tetapi saya tidak diterima, semua itu sungguh menyakitkan dan saya
menangis, kakak saya memeluk saya dan menyemangati saya bahwa masih banyak
jalan lainnya. Ibu saya juga memeluk saya mengelus-elus pundak saya, dan
berkata “Ibu tetep sayang ayi kok, ayi harus semangat sudah jalannya seperti
ini mau bagaimana lagi, masih banyak jalan yang lain kok, ayi ikutin aja
semuanya kalo ayi mau”. Ibu saya juga berkata “mungkin Allah ngasih cobaan ke
ayi biar ayi semakin deket sama Allah, gak lupa sama Allah. Ayi harus semakin
dan semakin deket lagi ke Allah”. Perkataan ibu saya membuat saya menjadi lebih
tenang. Ibu saya selalu berada di samping saya saat saya bersedih. Begitu pula
saat pengumuman SIMAK UI, saya juga tidak diterima, ibu saya selalu berkata
bahwa dia menyayangi saya apa pun yang terjadi. Semua itu sungguh sangat
menyakitkan tetapi saya selalu mengingat omongan ibu saya dan saya selalu
berusaha untuk lebih kuat dan lebih dekat kepada sang pencipta.
Saat UMBPTN ayah saya berada di Jakarta. Ayah dan ibu saya
mengantar saya ke tempat UMBPTN tersebut. Ayah dan ibu saya berharap yang
terbaik untuk saya. Ini adalah pertama kalinya ayah saya menemani anaknya untuk
itu tes masuk PTN. Saat UMBPTN saya mendapat tempat di UT yang lumayan jauh
tempatnya hampir mendekati kota lain. Disana saya hanya diberikan kursi tanpa
meja, rasanya sangat pegel karena selalu menuduk untuk mengerjakan soal-soal
UMBPTN. Ayah dan ibu saya menggu saya sampai saya selesai mengerjakan soal-soal
UMBPTN. Disaat istirahat ayah dan ibu saya mendatangi saya untuk memberikan saya
makanan dan minuman. Mereka tetap menunggu saya sampai selesai.
Saat pengumuman UMBPTN pun tiba, dan ternyata saya juga
tidak diterima. Ibu saya memeluk saya dan berkata bahwa ini yang terbaik, saya
harus menerima semuanya. Tahun besok saya bias mencobanya lagi jika saya mau.
Saat ayah saya pulang lagi ke Jakarta ayah saya mencarikan
saya informasi tentang Universitas Swasta yang bagus. Ayah saya pun menawari
saya untuk masuk Universitas Gunadarma. Dia mencari informasi tersebut yang
bahkan saya tidak terfikirkan untuk mencari informasi tersebut. Ayah saya
selalu bilang bahwa dia akan menerima apapun asalkan semua itu sesuai dengan
yang saya inginkan. Ayah selalu memberikan pilihan-pilihan agar saya senang.
Ayah dan ibu saya selalu menyemangati, mendukung, menerima apa yang dipilih
anaknya jika itu membuatnya senang. Ayah dan ibu saya juga akan menegur
anak-anaknya jika menurut mereka anak-anaknya melakukan hal yang salah. Ayah
dan ibu saya selalu bilang bahwa semua ini takdir dari Allah SWT kita hanya tinggal
berusaha dan berdo’a, dan semua yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk
kita. Begitulah cara orang tua saya menyemangati anak-anaknya.
Akhirnya saya mendaftar dan mengikuti tes masuk Universitas
Gunadarma. Saat pengumuman pun tida. Saya merasa sangat senang karena dapat
masuk ke jurusan Teknik Industri, karena jurusan tersebut adalah jurusan yang
saya inginkan. Akhirnya saya pun sekarang menjadi mahasiswi Universitas
Gunadarma jurusan Teknik Industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar